Ticker

50/recent/ticker-posts

Tips Ampuh Saat Sedang Menghadapi Focus Group Discussion


Saat ini, Focus Group discussion a.k.a FGD mulai sering dipakai oleh pihak perusahaan, sebagai satu tahapan untuk menentukan calon pelamar kerja sesuai dengan kualifikasi yang telah di tentukan. FGD biasanya terdapat pada seleksi program Management Trainee (MT), Officer Development Program (ODP), serta program akselerasi karier lainnya yang dimiliki sejumlah perusahaan. Dan rata-rata calon pesertanya sendiri minimal S1—baik itu fresh graduate atau nggak.
By the way, Dalam proses recruitment-nya, sesi FGD bisa dibilang adalah sesi andalan dari perusahaan. Karena Sesuai dengan namanya,. di sesi ini adalah cara yang paling mudah untuk mengeliminasi para pelamar kerja—yang biasanya masih di tahap early jobbers alias di tahap awal. Maka, nggak heran kalau banyak banget calon pelamar kerja yang nggak lolos dari tahap ini.
Trus, apa, sih, yang harus dilakukan supaya siap menghadapi FGD?
Seperti yang sudah disinggung di artikel sebelumnya, FGD adalah kelompok diskusi yang terdiri dari 6 hingga peserta, gaes. Nah, diantara banyaknya peserta FGD itu, tentu kamu harus memiliki strategi bukan? Kamu juga harus memastikan bahwa kamu telah melakukan FGD semaksimal mungkin agar nggak tenggelam dibalik bayang-bayang peserta yang lain dan nggak menyesal nantinya.
Untuk itu, buat kamu yang (suatu saat nanti) akan menghadapi FGD, simak beberapa tips di bawah berikut ini agar kamu tampil dengan baik:

Kenali sebaik mungkin peserta FGD yang lain
Dalam artikel sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa sebelum mulai FGD, peserta dipersilakan untuk saling memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nah, sebisa mungkin kenali siapa team satu grup FGD-mu meski kamu hanya memiliki waktu yang sangat singkat. Cobalah memprediksi siapa yang kira-kira akan menjadi orang yang tipenya agresif, siapa yang pasif, siapa yang sudah punya banyak pengalaman dan lain-lain.
Dengan demikian, kamu bisa memperkirakan dinamika seperti apa yang akan terjadi di sesi FGD-mu nanti
  1. Percaya diri
Setelah mengenal dengan baik para peserta FGD yang lain, percaya diri adalah modal utama buat kamu supaya siap menghadapi sesi FGD, gaes. Kalau kamu nggak percaya diri, maka jangan berharap kamu bisa melakukannya dengan baik.
Jangan minder ketika melihat atau mendengar peserta lainnya yang mungkin jago berbahasa inggris atau jago bicara. Tampilkanlah diri kamu, kerahkanlah semua kemampuan dan potensi yang kamu punya.
Setiap orang adalah unik, jangan membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain. Sebab, setiap manusia punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. That’s why, tonjolkanlah kelebihan yang kamu punya dengan penuh percaya diri.

Buatlah catatan mengenai ide dan solusi dari kasus yang ada
Pada saat FGD, kamu akan diberikan permasalahan yang harus dipecahkan bersama-sama. Kemudian kamu akan diberikan waktu untuk memahami serta memikirkan solusi dari permasalahan yang ada. Maka dari itu, jangan sekali-sekali kamu meremehkan kertas kosong yang diberikan sebelum diskusi dimulai, ya!
Tulislah secara concise (singkat, padat, jelas) mengenai poin-poin situasi dan masalah yang kamu temukan di dalam lembar kertas yang berisi studi kasus. Psst… biasanya bacaannya itu buanyaaaak dan masalahnya terlihat sangat rumit.
Nah, supaya kamu nggak pusing-pusing amat, ringkaslah bacaan tersebut dalam sebuah poin-poin (di kertas kosong yang sudah kamu dapatkan) seperti di bawah ini
Identifikasi situasi dan masalah:
a. …….
b. …….
c. …….
dan seterusnya
Setelah itu, baru kamu coba untuk menulis poin-poin dari ide dan solusimu terhadap masalah-masalah di atas.
Solusi terhadap permasalahan:
a. …….
b. …….
c. …….
dan seterusnya
Ingat! Solusi yang kamu berikan sebisa mungkin harus cerdas, kreatif, out of the box, serta unik, tapi tetap relevan dengan situasi yang ada. Jangan terlalu muluk-muluk, tapin nggak feasible dan terlihat sulit dalam tataran implementasinya.
Oya…. jangan terlalu panjang juga nulis solusinya di kertas kosong itu, ya, gaes. Soalnya, di kertas itu hanyalah rangkuman dari segudang ide dan solusi yang kamu miliki. Baru nanti ketika proses diskusi sudah dimulai silahkan kamu elaborate dengan sebaik-baiknya.
Fokus
Setelah kamu menulis poin-poin masalah yang ada serta memberikan solusinya, fokuslah pada problem yang diberikan. Sangat nggak perlu untuk berniat menonjolkan diri alias jangan mencoba untuk saling unjuk kemampuan.
Sebab, yang dilihat dari FGD, nggak cuma sekedar seberapa hebatnya kamu. Tapi, bisakah kamu bekerja di dalam team. Fokuskan bagaimana caranya kamu bisa menyelesaikan masalah ini, demi kepentingan kelompok.
Dengan begitu, kamu akan berusaha semaksimal mungkin demi kesuksesan kelompok. Alhasil, poin secara individual, interaksi sosial dan team work kamu akan terlihat bagus.

Inisiatif
Biasanya, ketika moderator sudah mempersilahkan para peserta FGD untuk memulai diskusi, akan terjadi keheningan selama beberapa saat dan saling pandang untuk melihat siapa yang akan memulai berbicara duluan.
Kalau sudah seperti itu, nggak ada salahnya, kamu berinisiatif untuk membuka diskusi, lho. Kamu bisa memulainya dengan menggunakan kata-kata yang mengajak seperti “Jadi, bisakah kita memulai diskusinya?”. Atau pertanyaan “Adakah yang sudah pernah mendengar kasus ini sebelumnya”. Siapa yang tahu kalau kamu melakukan hal itu, nantinya tim moderator akan memberikan tambahan poin untukmu.
Silence is (NOT) always golden
Kesalahan yang sering dilakukan peserta FGD adalah super pasif alias diam saja. As you know, ini adalah kesalahan yang paling fatal karena bagaimana pengawas mau menilaimu kalau kamu nggak berpartisipasi? Para moderator juga bukan cenayang yang bisa membaca apa yang ada di pikiran kamu, ‘kan?
Nah, satu-satunya cara supaya moderator bisa memberikan penilaian yang berimbang antara kamu dengan peserta FGD lainnya adalah dengan mendengarkan apa ide atau pendapat yang kamu sampaikan. Malu, takut salah, grogi, dan lain-lain, bukanlah alasan untuk nggak berbicara satu kalimat pun.
Pada akhirnya, apa, sih, yang paling jelek yang bisa terjadi? Nggak diterima kerja? Ya, sudahlah. Toh, nantinya juga nggak semua peserta akan diterima pada perusahaan yang sama bukan? Setidaknya, kamu sudah berhasil mengalahkan dirimu sendiri dengan nggak takut malu dan berani salah dalam mengemukakan pendapat.

Aktif, tapi bijaksana
Pasti hal pertama yang terlintas saat kamu membaca poin sebelumnya adalah “berarti dalam melakukan FGD saya harus aktif saat berdiskusi”. Benar nggak?
Well, menjadi aktif itu memang bagus, apalagi di tahap FGD. Para moderator juga akan mengukur seberapa aktifnya kamu dalam memberikan pendapat pada kelompok. Tapi, bukan berarti kamu harus jadi over percaya diri dan terlalu banyak berbicara saat sesi FGD karena akan mengesankan kamu orang yang arogan dan mendominasi kelompok.
Maka, dari itu kamu tetap harus menjadi orang yang bijaksana, gaes. Bijaksana yang saya maksud disini adalah, selain aktif, kamu harus bisa memilih momen—kapan kamu harus menyampaikan pendapat, kapan kamu harus mendengar pendapat orang lain.
Ingat lagi! Tujuan utama FGD ini adalah penyelesaian masalah yang dilakukan secara bersama-sama. Maka, sampaikan pendapat dengan tujuan menyelesaikan masalah, bukan untuk menonjolkan diri.
Think before you speak
Hanya karena ingin terlihat aktif, akhirnya kamu memaksakan diri untuk memberikan pendapat yang kurang berbobot. Upayakan kamu berpikir terlebih dahulu sebelum mengemukakan pendapat, sehingga pendapat yang kamu sampaikan bisa terdengar brilian dimata anggota lain.
Dianjurkan untuk aktif mengemukakan pendapat bukan berarti kamu boleh asbun (asal bunyi), ya, gaes. Mereka akan tahu bahwa pendapatmu nggak ada hubungannya sama sekali dengan topik, dan hal ini akan sangat mempengaruhi alur diskusi juga penilaian mereka terhadap kamu.
Maka dari itu, sangat penting untuk bisa menyampaikan ide atau pendapat yang kreatif dan cerdas. Kemudian, setelah menyampaikan pendapatmu, akhiri dengan menanyakan pendapat dari peserta lain. Cara ini menunjukkan bahwa kamu ngak egois, peduli dengan peserta lain, serta berupaya menciptakan diskusi yang aktif.

Jangan memotong pembicaraan dan dengarkan pendapat orang lain
Saat melakukan tahap FGD, jangan pernah memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara—terlebih saat kamu sedang melakukan diskusi dalam kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari saja, memotong pembicaraan orang lain dianggap tindakan kurang sopan.
Disaat orang lain sedang berbicara, alangkah baiknya kamu memperhatikan dan mendengarkannya dengan seksama. Tampilkan gesture bahwa kamu memang sedang fokus pada pembicara. Hindari sikap yang disrespectful—seperti melihat ke arah lain, menunduk, tertawa dan ngobrol, atau menunjukkan ekspresi nggak suka.
Selalu hormati orang yang tengah berbicara. Kalau kamu jeli, pendapat dari peserta lain bisa jadi insight yang lebih baik untuk solusi dan pendapat yang kamu miliki.

Jangan terlalu mengikuti arus diskusi
“Wah, pendapat dari peserta lain bagus-bagus, makanya saya setuju-setuju aja deh.”
Saat pendapat atau solusimi didebat oleh peserta lainnya. Kamu jangan buru-buru langsung mengiyakan alias mudah terbawa arus (tapi, jangan juga terlalu kaku alias terlalu kukuh) pada pendapat dan pendirianmu.
Kalau begitu caranya, kamu akan dicap oleh moderator sebagai orang yang kurang teguh pendirian dan mudah terbawa arus. Upayakan sebaik mungkin agar pendapat kamu juga bisa diterima oleh kelompok. Tapi, kalau setelah 2 atau 3 kali, kamu menjelaskan pada kelompok, ternyata pendapatmu, nggak diterima maka hargailah pendapat yang diterima oleh peserta lainnya.

Perhatikan tone suara
Dalam diskusi, pasti kamu akan memiliki pendapat yang berbeda dengan orang lain, ‘kan? Nah, tone atau intonasi suara juga merupakan hal yang terpenting dari sesi FGD. Kamu harus bisa mengatur suara saat mengemukakan pendapat. Jangan sampai terkesan emosi atau menyinggung orang lain.
Eniwei, saya jadi ingat ada quotes yang bagus, yaitu: “dont raise your voice, but improve your argument”. Jadi, kalau kamu beda pendapat, jangan naikan nada suaramu atau jangan marah-marah. Yang harus kamu ingat, saat kamu akan menyanggah pendapat orang lain, gunakanlah cara penyampaian yang tepat dan jangan terlalu bertele-tele. Supaya moderator dan peserta FDG lainnya, bisa mengerti maksud dan tujuan dari pendapat yang kamu sampaikan.

Perhatikan dinamika kelompok
Kadang tanpa disadari, dinamika kelompok terjadi begitu cepat, begitu keras atau bisa juga begitu lambat dan sangat sunyi. Nah, kalau hal ini terjadi. Kamu bisa berinisiatif untuk mengendalikan dinamika kelompok yang kamu inginkan.
Misalnya, ketika jalannya diskusi mulai nggak fokus. Kamu bisa meningatkan peserta lainnya untuk back to the topic. Atau mungkin ada dari mereka yang berdebat berkepanjangan, kamu bisa mencarikan win-win solution untuk mereka.
Kadang ada juga peserta yang bertele-tele dalam menjelaskan pendapatnya, kamu bisa mengingatkannya. Trs, kalau kamu melihat ada peserta yang kurang aktif, kamu juga bisa membangkitkan rasa percaya dirinya atau lontarkan ide-ide orisinal yang bisa menjadi bahan pokok diskusi selanjutnya.
Jangan lupa juga untuk tetap fokus pada kasus yang ada dan sesuaikan dengan batas waktu dan guideline yang telah diberikan oleh moderator, ya.
Hilangkan beban-beban yang ada dalam pikiranmu
Nah, kalau kamu sudah mengikuti tips-tips sebelumnya. Pastikan kamu jangan sering melakukan koreksi diri secara spontan saat FGD berlangsung, ya, gaes. Misalnya, memkikirkan apakah saya terlalu banyak bicara, apakah saya kurang ini, kurang itu, dan lain-lain—yang ujung-ujungnya menumbuhkan rasa takut nggak lolos yang berlebihan.
Sebab, biasanya hal ini adalah salah satu hal yang juga sering menjadi batu sandungan buat kamu. Jangan pikirkan masalah lulus atau nggak lulus, lakukan saja apa yang mesti kamu lakukan saat FGD dengan sebaik-baiknya.

Harus banyak membaca
Oyaa, perlu kamu ketahui, nih, gaes. Kalau studi kasus atau masalah-masalah yang dibahas dalam FGD biasanya berasal dari masalah-masalah yang nggak berkaitan langsung dengan dunia kerja, melainkan menyinggung isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan di media atau konflik yang mungkin dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu, kamu perlu lebih giat dalam membaca atau pun menonton berita dalam media cetak, elektronik, ataupun media sosial. Dengan melakukan hal tersebut, kamu sudah punya modal yang cukup untuk menghadapi FGD.

Sikap yang harus dilakukan pada saat sesi FGD berakhir
Setelah tahapan FGD selesai dan sudah mendengarkan arahan yang diberikan oleh moderator, jangan lupa untuk:
– Berjabat tangan dengan semua anggota kelompok
– Tanyakan ke moderator, kapan pengumuman dari hasil FGD dilakukan
– Berdoa supaya mendapat hasil yang terbaik
***
Itulah beberapa tips ampuh saat kamu sedang menghadapi tahapan FGD, gaes. Setelah kamu memahaminya dan menaklukkan FGD dengan baik, ingatlah bahwa perjuanganmu nggak berhenti sampai di situ saja. Soalnya, kalau sudah berhasil melewati tahap yang satu ini, biasanya seleksi akan dilanjutkan dengan tahap wawancara secara individu. Jadi, tetap semangat dan terus berjuang, ya
(Sumber gambar: umkc.instructure.com, thebalancesmb.com, iafor.org, medium.com,wikihow.com)

Post a Comment

0 Comments