Simpelnya, cover letter berfungsi sebagai surat pengantar lamaran kerja yang berisi perkenalan singkat sebelum kamu menjelaskan secara panjang lebar pengalaman dan pencapaian kamu di CV dan melihat karya-karya kece di portofoliomu.
Trus, pertanyaan selanjutnya adalah: seberapa penting, sih, peran cover letterdalam melamar kerja?
Kenapa Cover Letter Sangat Penting Untuk Melamar Pekerjaan?
Amanda Agustine, seorang penasihat karier yang bekerja untuk perusahaan di Amerika bernama TopResume, menyatakan bahwa menurut penelitian yang sudah dilakukan, 50% perusahaan menganggap cover letter itu penting. Sementara 50% lainnya merasa nggak memandang cover letter peting sama sekali dan langsung melihat kualifikasi di CV yang dikirimkan pelamar kerja.
Masalahnya, kenyataannya kita nggak tahu apakah perusahaan yang kita lamar bakal peduli atau nggak sama cover letter. Dari kasat mata, pentingnya cover letterdari sudut pandang masing-masing perusahaan, terutama di industri apa perusahaan tersebut bergerak. Untuk beberapa perusahaan yang cara perekrutan karyawannya masih konvensional, mungkin cover letter masih dianggap sebatas formalitas.
Tapi, kalau kita bicara perusahaan yang lebih progresif, cover letter adalah hal paling penting dalam melamar kerja yang bahkan bisa menentukan apakah kamu layak untuk lanjut ke tahap berikutnya.
Setelah mengalami sendiri betapa pelik dilemanya mencari talent yang tepat dan ngobrol-ngobrol bareng spesialis perekrutan sumber daya manusia alias Human Resource (HR) dari berbagai industri, Youthmanual juga menganggap kalau cover letter adalah hal penting dalam melamar kerja. Penting pake banget, malah.
Kenapa?
1. Cover letter adalah kesan pertama yang kamu tunjukkan kepada perusahaan—and first impression matters!
Kamu yang masih naif dan “hijau” dalam urusan bekerja dan mencari kerja pasti belum terlalu paham dengan bagaimana alur dan proses dalam mencari dan melamar kerja. Agar lebih mudah untuk dipahami, kita asumsikan saja melamar kerja itu prosesnya seperti ketemu gebetan untuk pertama kali.
Kok gitu? Yha katanya cari kerja kayak cari jodoh. Sebelum jadi jodoh, ya digebet dulu lah. Ahay.
Logikanya, kamu pasti ingin memberikan yang terbaik pada kontak atau pertemuan pertama sama gebetan. Kalau gebetanmu ternyata punya selera bagus dan nyambung ketika diajak ngobrolin hal yang kamu juga suka, artinya dia memberikan kesan pertama yang baik dan bikin kamu makin ingin mengenal dia lebih jauh (ecie). Tapi kalau ternyata di media sosial dia suka nge-post sesuatu yang menyinggung SARA atau ketauan suka ngupil di depan umum, mungkin ini adalah hal yang big no buat kamu dan bikin kamu “hilang rasa” sama dia.
The same thing goes when you’re applying for a job. Bedanya, kalau lagi pedekate kamu bisa dengan gampangnya mendapatkan first impression dari sekece apa feed Instagram gebetanmu atau ngopi bareng di tempat nongkrong hitz, first impression yang bisa kamu berikan pertama kali untuk perusahaan adalah cover letter yang kamu berikan dalam proses melamar kerja.
Ingat, kamu nggak punya kesempatan untuk langsung tatap muka orang yang akan menyeleksi kamu ketika kamu melamar kerja untuk memberikan kesan pertama secara langsung, ‘kan? Itulah sebabnya ketika pada masa orang-orang melamar kerja masih dengan dokumen fisik yang diantar sendiri ke perusahaan tujuan (atau via pos, kalau kejauhan), dokumen cover letter diletakkan di paling atas agar menjadi dokumen pertama yang dibaca perusahaan ketika mengulas lamaran kerja.
Oya, masing-masing perusahaan juga memiliki standar yang berbeda dalam menilai kesan pertama mana yang dianggap baik ataupun buruk oleh mereka, lho. Makanya, cover letter akan sangat menentukan apakah perusahaan akan menaruh ketertarikan kepada kamu, atau malah ilfil gara-gara first impressionyang kamu berikan di dalamnya nggak banget!
2. Cover letter menunjukkan niat dan tujuan kamu dalam bekerja di perusahaan tersebut tanpa membuang waktu
Suatu perusahaan besar bisa menerima puluhan sampai ratusan dokumen lamaran pekerjaan setiap harinya. Apalagi kalau lagi musim buka lowongan kerja, jumlahnya bisa sampai ribuan.
Kamu harus tahu kalau yang akan membaca dan mengulas lamaran kerjamu bukanlah bos perusahaan atau semua orang yang bekerja di sana. ada divisi khusus yang bertugas untuk melakukan hal tersebut. Dan berapa jumlah tenaganya? Dikit. Nggak sampai 5 orang, bahkan. Bayangin akan betapa menyita waktunya kalau mereka harus membaca lamaran pekerjaan satu per satu untuk mencari talent yang tepat dan sesuai dengan kualifikasi.
Makanya, tanpa bermaksud menyamakan setiap perusahaan besar, tapi memang pada umumnya perusahaan besar masih sangat konservatif dalam hal membuka lowongan pekerjaan dan menyeleksi pelamar kerja terutama untuk lowongan first-entry level. Mereka biasanya membuat suatu formulir khusus untuk mempersingkat waktu dan mempermudah sistem seleksi. Mungkin pelamar akan langsung diseleksi berdasarkan lama pengalaman bekerja, kampus almamater, atau bahkan nilai IPK minimum. Mungkin mereka nggak akan punya waktu untuk baca CV kamu atau basa-basi yang kamu karang sedemikian rupa di kolom “Kenapa kamu layak untuk bekerja di posisi yang kamu pilih?”
Sedih, emang. Tapi ya begitulah kenyataannya.
Beda cerita kalau kamu melamar ke perusahaan yang jauh lebih progresif dalam mencari talent. Nilai bahkan ijazah bukanlah hal yang penting dalam proses seleksi. Niat dan tujuan kamu dirasa lebih penting untuk dipertimbangkan, karena mereka membutuhkan talent yang nggak cuma bisa bekerja tapi juga bisa berkarya sesuai dengan visi dan misi suatu perusahaan.
Perlu diingat juga kalau kamu bisa membuat dirimu stand out diantara jutaan orang lainnya yang juga tertarik dan melamar kerja di perusahaan tersebut. Itulah sebabnya menggali latar belakang perusahaan dan lowongan pekerjaan yang ditawarkan sangat penting agar perusahaan memahami bahwa kamu-lah talent yang tepat untuk mereka karena mereka merasa kamu udah ngertiin mereka banget.
Kok jadi romantis gitu? Ya namanya juga mirip-miripan kayak pedekate sama gebetan.
Bekerja itu nggak cuma selalu tentang kamu yang ingin meniti karier gemilang dan mendapatkan gaji yang tinggi, gaes. Kamu juga harus tahu kalau perusahaan juga membutuhkan kemampuan dan kontribusi kamu agar perusahaan dapat mewujudkan visi dan misinya. Kalau di dalam cover letter kamu nggak bisa menunjukkan niat, tujuan, dan cara yang sejalan dengan perusahaan, jangan harap perusahaan akan menaruh ketertarikannya pada kamu.
Kenapa? Balik lagi ke analogi di poin pertama: gimana bisa jodoh kalau visi dan misi yang ingin dicapai di masa depan aja nggak sama? A s h o y .
3. Cover letter bisa menentukan apakah kamu layak atau tidak bekerja di suatu perusahaan—bahkan sebelum CV kamu dibaca.
Dari 2 poin sebelumnya, ada baiknya kalau kita samakan persepsi dulu kalau sampai sini kamu sudah paham kalau a.) cover letter penting untuk menunjukkan kesan pertama yang baik, dan b.) cover letter penting untuk menunjukkan niat dan tujuanmu bekerja untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
Jadi, dalam poin ini, bukan maksudnya mau bikin kamu semua panik. Tapi, karena dua poin itulah kamu harus tahu bahwa cover letter bisa menentukan apakah kamu layak atau tidak bekerja di suatu perusahaan—bahkan sebelum CV kamu dibaca.
Jeng jeng.
Zaman sekarang, proses melamar kerja jauh lebih mudah karena kamu bisa langsung melampirkan dokumen yang dibutuhkan lewat email. Kalau sampai cover letter yang pertama kali dibaca oleh perusahaan terlihat nggak meyakinkan, pasti mereka nggak mau buang waktu untuk menggubris lamaran kerja kamu. Boro-boro CV dan portofolio kamu dibaca. Bisa aja email kamu dianggap spam/junk, atau bahkan langsung dihapus. Duh!
Menurut para ahli di bidang HR, menilai kepribadian dan etos kerja calon karyawan nggak harus dilakukan dengan tatap muka, lho. Dari kesan pertama yang kamu berikan dalam cover letter, bisa kelihatan apakah kamu adalah orang yang punya semangat untuk belajar, kedisiplinan dan ketelitian yang tinggi, sampai kemampuan interpersonal yang kamu miliki tanpa harus kamu sampaikan dalam tulisan dan kata-kata yang gamblang.
Itulah sebabnya kamu nggak boleh asal dalam membuat cover letter, apalagi cuma sekadar copy-paste dari dokumen-dokumen lamaran kerja kamu yang lain. Perusahaan akan sangat menghargai effort kamu dalam mengenali lebih jauh tentang mereka, apalagi jika kamu sudah memahami lowongan pekerjaan yang ditawarkan karena kamu terlihat jauh lebih profesional. Yakali ada perusahaan yang mau nerima kamu kalau kamu aja nggak tahu di posisi yang akan kamu lamar bakal ngerjain apa.
Ingat, cari kerja kayak cari jodoh. Kalau emang suka, berusahalah menjadi sosok yang bikin mereka penasaran dan kepincut juga sama kamu. Perjuangkan gimana pun caranya agar jadi yang terbaik dan yang mereka butuhkan. Siapa tahu, di masa depan nanti kalian emang berjodoh.
Berjodoh sama pekerjaan dan perusahaan idaman, maksudnya. Hehe.
Cara Membuat Cover Letter dan 5 Hal Penting yang Harus Kamu Cantumkan di Dalamnya
Membuat cover letter emang sedikit membingungkan. Kenapa? Karena konten di cover letter nggak boleh terlalu panjang, tapi tetap harus memuat semua informasi yang dibutuhkan dalam narasi semenarik mungkin. Ibaratnya, cover lettermenentukan “cinta pada pandangan pertama” si perusahaan ke kamu. Ahay.
Bagaimana pun juga, perkenalan pertama yang terlalu singkat akan terkesan nggak jelas, tapi kalau terlalu panjang malah jadi membosankan. Serba salah!
Makanya, sebelum kamu mulai membuat cover letter, ada tiga hal yang harus kamu lakukan terlebih dahulu. Yaitu…
1. Cari tahu kepada siapa dokumen lamaran kerja ini kamu kirimkan.Misalnya, cari nama pimpinan HRD di perusahaan kamu melamar. Hindari penggunaan “to whom it may concern” atau “dear sir/madame”, karena itu terlalu umum. Ibarat mau ngegebet pacar, masa kamu nggak tahu nama calon pacar kamu siapa.
2. Cari tahu tentang posisi pekerjaan tersebut. Kalau kamu mau tahu lebih banyak tentang profesi tersebut, kamu bisa lihat daftar profesi di Youthmanual,lho. Kalau kamu tahu deskripsi pekerjaannya, kamu bakal lebih mudah mengindentifikasi skills yang dibutuhkan.
3. Cari tahu tentang perusahaan tersebut. Jangan sampai kamu nggak tahu perusahaan itu bergerak di bidang apa dan apa visi misinya. Banyak banget lulusan universitas ternama yang terlalu malas mencari tahu. Padahal, ini bakal jadi nilai lebih di cover letter yang kamu susun dan wawancara kamu nanti.
***
Nah, kalau sudah mengetahui tiga hal di atas, berikut lima hal penting yang harus kamu cantumkan di cover letter dokumen kerja berdasarkan video yang dibuat Amanda untuk situs Business Insider.
Perkenalan Diri
1. Tuliskan dengan singkat bagaimana kamu bisa tahu lowongan kerja di perusahaan tersebut. Kalau kamu tahu lowongan tersebut dari seseorang yang kamu kenal, silakan sebutkan nama agar perusahaan yakin bahwa kamu dan perusahaan sama-sama mengenal seseorang yang cukup familiar. Atau, kalau kamu mengetahui lowongan tersebut murni karena kekepoanmu, jangan lupa cantumkan alasan apa yang membuat kamu kepo dengan lowongan pekerjaan terutama dari perusahaan tersebut.
2. Tuliskan dengan singkat apa yang bikin kamu tertarik dengan perusahaan dan posisi yang kamu lamar tersebut. Ceritakan kenapa posisi tersebut penting buat kamu. Apa yang ingin kamu pelajari dan bagaimana pandangan kamu tentang pekerjaan tersebut. Yang nggak kalah penting, ceritakan juga kenapa alasan personal kamu memilih perusahaan tersebut dibanding perusahaan lain. Ini bisa jadi poin penentu “hidup-mati” kamu, lho!
Penjelasan Bahwa Kamu Adalah Kandidat yang Tepat
3. Tuliskan kenapa kamu adalah kandidat yang cocok untuk posisi tersebut. Buktikan kamu punya skills yang tepat dan bukan cuma skills umum kayak mampu bekerja keras dan bekerja dalam tim. Buat skills dengan bentuk poin dan bukan paragraf.
Penjelasan Bagaimana Kamu Bisa Berkontribusi Bagi Perusahaan
4. Tuliskan bagaimana kamu akan menerapkan skills kamu untuk perusahaan. Kalau kamu punya pengalaman yang ingin kamu sampaikan, maka pengalaman tersebut harus berhubungan dengan posisi yang kamu lamar. Sehingga perusahaan bisa tahu bagaimana kamu bisa berkontribusi.
5. Tuliskan kapan kamu akan follow up surat lamaran kerja kamu dan cantumkan nomer telepon atau email bahwa kamu bisa dihubungi untuk wawancara.
***
Selain 5 hal penting di atas, ini quick tips yang harus kamu perhatikan:
✓ Gunakan margin 1” – 1.5” supaya cover letter kamu tetap enak dibaca. Jangan lupa cek penulisan. Jangan sampai banyak typo ya, gaes!
✓ Gunakan ukuran huruf 12. Kalau terlalu besar atau terlalu kecil, cover letterkamu bakal bikin sakit mata. Jenis hurufnya juga Times New Roman atau Calibri aja. Jangan pakai jenis huruf yang terlalu nyeni kayak Lucida Handwritings. Zzz…
✓ Gunakan align paragraf rata kiri atau rata kiri kanan. Paragraf yang rapi bikin perusahaan tertarik untuk membaca dengan detil cover letter kamu.
0 Comments