Ticker

50/recent/ticker-posts

Diskusi Pilihan Karier Dengan Orangtua, Guru BK, dan Alumni

Di panduan sebelumnya, kamu sudah memahami pentingnya mengenal industri yang relevan dengan jurusan SMK-mu serta faktor-faktor yang harus di dipertimbangkan dalam memilih profesi dan perusahaan untuk bekerja di masa depan. Yakin, deh, pasti masih banyak dari kamu yang masih belum bisa menentukan pilihan—karena masih bingung dari banyak pilihan mau pilih yang mana!
Kalau kamu sudah mengenali dirimu sendiri, menetapkan tujuanmu di masa depan, dan mengeksplori berbagai hal terkait industri, profesi, dan perusahaan, seharusnya hal tersebut akan memudahkan kamu dalam mengambil keputusan tentang apa yang akan kamu raih di masa depan dan mengetahui bagaimana cara untuk mewujudkannya.
Kalau sudah sampai di titik ini ternyata kamu masih stuck dan nggak tahu harus bagaimana, ada baiknya kamu mencari saran dan sudut pandang baru dengan cara berdiskusi dengan orang-orang di sekitarmu yang lebih ahli dalam bidangnya. Setidaknya, ada tiga pihak yang sebaiknya kamu ajak untuk berdiskusi mengenai pengambilan salah satu keputusan besar dalam hidupmu ini.
Siapa aja, sih? Dan hal apa aja yang harus kamu obrolin bareng mereka?
Hal Apa Aja yang Harus Kamu Diskusikan Dengan Orangtua?
Orangtua memegang peran terbesar dalam pengambilan keputusan di aspek dalam hidup kamu—termasuk soal pilihan karier. Makanya, orangtua adalah pihak yang paling utama untuk kamu libatkan untuk berdiskusi dan pengambilan keputusan terkait industri dan karier seperti apa yang akan kamu pilih di masa depan.
Diskusi dengan orang tua itu ada seninya, lho. Nggak bisa langsung memaksakan atau malah “nrimo” apa adanya. Ada empat poin penting yang harus kamu perhatikan agar diskusimu bersama orangtua berjalan lancar dan tidak memberatkan keinginan satu pihak, yaitu:
  • Beri alasan yang jelas. Tunjukkan bahwa pilihan jurusan kamu adalah yang terbaik, dan kamu benar-benar serius akan mengejarnya, Kalau kamu bisa menjelaskan pilihan karier kamu dengan baik, bisa jadi orangtua kamu malah akan mendukung kamu sepenuh hati. Bawa Personal Report dari Youthmanual sebagai alat pendukung diskusimu bersama orang tua (atau dengan pihak-pihak lainnya jika dibutuhkan)
  • Buat kesepakatan. Yakinkan orangtua kamu bahwa kamu akan berusaha dengan sebaik-baiknya di dunia kerja nanti dengan membuat perencanaan jangka panjang yang matang bersama plan A, B, C, dan seterusnya. Hal ini akan membuat kamu belajar menjadi lebih dewasa. Ketika kamu berani menentukan sikap, kamu juga harus siap bertanggung jawab, dong. Setiap pilihan ada konsekuensinya, gaes!
  • Tunjukkan kesungguhanmu. Kalau kamu sudah menjelaskan dan membuat kesepakatan, tetapi program studi kuliahmu tetap nggak didukung orangtua, saatnya unjuk gigi. Perlihatkan ke orangtua bahwa keputusan kariermu bukan sebagai pelarian karena “capek belajar”, tapi karena kamu sudah memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk berdaya dan berkarya di bidang industri terkait.
  • Komunikasikan dengan baik. Jelaskan ke orangtua bahwa zaman sudah berubah, dan nggak ada lagi diskriminasi terhadap kalangan tertentu. Tunjukkan juga bahwa kamu adalah anak muda yang tangguh, dan nggak akan melempem kalau nanti dihadang oleh berbagai masalah di industri dalam bidang pilihanmu. Pokoknya, saat meyakinkan orangtua, bicaralah dengan baik dan sopan. Walaupun kalian sangat bertolak belakang, terus bicara dalam jalur kesopanan, ya.
Kira-kira, hal apa aja, sih, yang harus kamu diskusikan dengan orangtuamu?
1. Bagaimana pendapat mereka tentang rencanamu yang ingin langsung bekerja setelah lulus SMK? Pastikan kalau orangtuamu sudah tahu kalau kamu ingin langsung terjun ke dunia kerja segera setelah lulus sesegera mungkin. Kalau sampai sini aja belum sepakat, bakal sulit, sih, untuk mewujudkan rencanamu di masa depan. Hehehe.
Tanyakan bagaimana pendapat mereka apabila ketika kamu mengutarakan rencanamu yang ingin langsung bekerja setelah lulus SMK. Berdasarkan sudut pandang mereka sebagai orangtua, apakah keputusan tersebut sudah tepat? Kira-kira, apa yang menjadi pertimbangan mereka memberikan kamu restu untuk langsung bekerja? Apakah mereka merasa masih ada hal yang harus kamu lakukan sebelum siap terjun ke dunia kerja? Atau bahkan mereka berpendapat kalau kamu lebih baik untuk memilih hal lain, yaitu berkuliah?
2. Apa kata mereka tentang industri, profesi, dan perusahaan yang akan kamu pilih? Setelah kamu meriset dan mengumpulkan ribuan informasi mengenai industri, profesi, dan perusahaan apa yang ingin kamu pilih, saatnya kemukakan pilihanmu kepada orangtua. Mintalah pendapat mereka tentang apa yang menjadi pilihanmu.
Di tahap ini, kamu akan dihadapkan dengan 2 situasi. Yang pertama, mungkin orangtuamu memiliki pengetahuan yang lebih mengenai industri, profesi, ataupun perusahaan yang kamu pilih. Nah, disini kamu punya keuntungan dimana kamu bisa menggali informasi lebih jauh lagi agar pertimbangan kamu semakin matang. Nggak lupa pula tanyakan pendapat mereka yang mana sebaiknya kamu pilih dan apa yang harus kamu lakukan untuk mewujudkan pilihan tersebut.
Kedua, mungkin orangtuamu masih minim informasi atau bahkan sama sekali nggak tahu apa-apa mengenai industri, profesi, dan perusahaan pilihanmu. Karenanya, bisa aja mereka ragu atau malah melarang kamu untuk memilihnya dan menyuruh kamu untuk pilih “yang pasti-pasti aja.”
Disinilah kamu harus mampu meyakinkan mereka bahwa pilihan kamu bukanlah pilihan yang asal-asalan, tapi sudah dicari tahu terlebih dahulu dari sumber yang sahih dan dipertimbangkan secara matang agar sesuai dengan minat, kemampuan, dan latar belakang jurusan SMK-mu. Nggak lupa pula beritahu bagaimana kondisi industri terkait di saat ini dan di masa depan agar orangtuamu lebih paham bahwa “yang pasti-pasti aja” itu mungkin udah basi dan nggak relevan lagi di masa yang akan datang.
3. Apakah kamu sudah mengantongi izin-izin tertentu terkait bekerja? Nah, izin-izin ini terkait hal yang akan kamu lakukan dan akan terjadi pada kamu saat sudah bekerja nanti. Misalnya, boleh kerja yang ada shift malamnya, nggak? Boleh kerja di luar kota, nggak? Boleh kerja part-time di dua tempat sekaligus, nggak? Atau, kamu boleh membuka usaha sendiri di rumah, nggak?
Sebisa mungkin, komunikasikan kondisi-kondisi yang akan kamu alami nanti ketika di dunia kerja sebagai bagian dari diskusimu bersama orangtua. Orangtuamu pasti punya kekhawatiran tersendiri ketika harus melepas anaknya (apalagi kamu masih tergolong cukup muda) di dunia kerja. Jangan sampai rencanamu nggak bisa terwujud cuma gara-gara kamu nggak mengantongi izin dan restu orangtua dalam hal-hal ini, ya.
Hal Apa Aja yang Harus Kamu Diskusikan Dengan Guru BK?
Biasanya, tiap-tiap sekolah kejuruan akan menjalin kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) untuk suplai tenaga kerja yang dibutuhkan dari program keahlian sekolah kejuruan terkait. Misalnya, SMK jurusan Tata Boga ke industri hospitality seperti restoran dan hotel, SMK jurusan Analis Kimia ke Industri olahan makanan, atau SMK jurusan Farmasi ke Industri kesehatan seperti apotik dan rumah sakit. Nah, sekolah berperan sebagai jembatan yang menghubungkan kamu dengan Industri dan perusahaan yang menjadi mitra sekolah dengan guru BK sebagai fasilitator.
Makanya, setelah berdiskusi dan mendapat “lampu hijau” mengenai rencana kariermu dengan orangtua, sekarang saatnya kamu mengunjungi guru BK untuk berdiskusi lebih lanjut apa yang harus kamu persiapkan secara akademis dan non-akademis untuk masuk ke dunia kerja. Mereka akan dengan senang hari memberikanmu masukan mengenai jalan karier yang paling sesuai dengan performa akademis ataupun non-akademismu selama di sekolah.
Kira-kira, hal apa aja, sih, yang harus kamu diskusikan dengan guru BK?
1. Apa yang ada di luar sana untuk kamu? Maksudnya, kamu harus tahu apa kesempatan dan peluang yang ada di luar sana bagi lulusan SMK dengan program keahlian yang dibutuhkan oleh DUDI yang menjadi mitra sekolah. Apa aja perusahaan yang sudah bekerjasama dengan sekolahmu? Pekerjaan apa saja yang lowongannya dibuka untuk SMK dengan program keahlian kamu? Berapa jumlah lowongan yang dibuka per tahunnya? Apa aja syarat masuknya?
Kalau kamu berminat untuk bekerja di industri atau perusahaan yang belum bekerjasama dengan sekolah atau kamu ingin membuka usaha sendiri setelah lulus SMK nanti, bukan berarti nggak ada gunanya berdiskusi dengan guru BK, lho, gaes. Kamu bisa berdiskusi dengan beliau mengenai apa yang ada di luar sana secara umum, seperti bagaimana cara menemukan perusahaan dan pekerjaan yang cocok denganmu atau mungkin saran dalam memulai usaha sendiri dari nol. Hitung-hitung tambah pengetahuan, gitu.
2. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja dan industri yang diinginkan? Jangan lupa, meskipun ada ribuan kesempatan dan peluang di depanmu, DUDI juga memiliki kebutuhannya tersendiri dalam menyeleksi lulusan SMK untuk bekerja. Mereka punya standar tertentu dalam memilih calon karyawan masing-masing. Jadi, jangan heran kalau cuma siswa-siswi terbaik yang bisa meraih kesempatan tersebut.
Makanya, kamu perlu berdiskusi sejak awal masuk SMK dengan guru BK terkait persiapan apa yang bisa membuat kamu menjadi salah satu siswa-siswi terbaik di kelasmu. Misalnya, apakah nilai akademikmu sudah mencapai batas minimum atau bahkan melampaui? Apakah kamu harus lebih aktif lagi di dalam kelas dan kegiatan pengembangan diri di luar kelas? Apakah nilai praktik dan praktik kerja industri (prakerin)-mu sudah cukup? Apakah kamu butuh sertifikasi untuk bisa mendaftarkan diri di profesi dan posisi yang dibutuhkan?
Oh iya, kamu juga nggak boleh lupa untuk mendiskusikan dokumen dan persyaratan lainnya yang harus kamu persiapkan untuk melamar kerja. Diskusikan bersama guru BK tentang bagaimana cara melamar kerja yang baik, dokumen dan portofolio yang harus disiapkan, sampai tata cara membuat CV dan mengirim lamaran kerja. Penting juga buat kamu untuk cari tahu mengenai rekam jejak dan profil alumni yang berhasil menembus industri dan perusahaan yang kamu incar.
Jangan sungkan bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang tidak kamu pahami mengenai birokrasi yang harus dilewati antara kamu sebagai calon pekerja dan industri sebagai pihak yang akan mempekerjakanmu. Meskipun pihak sekolah sudah memfasilitasi dari A sampai Z, nggak ada salahnya untuk kamu memahami proses penerimaan kerja agar kamu sendiri juga nggak kebingungan harus berbuat apa.
3. Apa rekomendasi beliau berdasarkan pertimbangan dari hasil diskusimu dengan orangtua? Bisa dibilang hasil diskusimu bersama orangtua adalah rencana yang paling ideal. Tapi, mungkin aja guru BK-mu punya pandangan lain yang nggak tersampaikan dalam diskusimu dengan orangtua—apalagi yang berkaitan dengan pencapaian dan perkembanganmu di sekolah.
Misalnya, kamu masih kesulitan mencari perusahaan yang memenuhi kriteriamu dan orangtuamu. Kamu tinggal sampaikan hasil diskusi dan permasalahanmu kepada guru BK untuk mendapat rekomendasi terbaik dari beliau.
Atau, ternyata pencapaian akademik dan perkembangan keahlian kamu saat ini masih jauh dari persyaratan untuk target profesi dan perusahaan yang ingin kamu incar. Nah, dengan berdiskusi dan konsultasi dengan guru BK, mungkin beliau bisa merekomendasikan hal-hal apa yang harus kamu lakukan agar kamu bisa memenuhi persyaratan tersebut tepat waktu.
Hal Apa Aja yang Harus Kamu Diskusikan Dengan Alumni?
Selain diskusi bersama orangtua dan guru BK, kamu juga nggak boleh lupa untuk berdiskusi dengan alumni dari SMK-mu terkait rencana karier yang sudah kamu susun. Kenapa sih diskusi dengan alumni ini penting?
Di antara ketiga pihak yang penting untuk kamu ajak diskusi, alumni adalah pihak yang paling relevan untuk kamu gali informasi dan pendapat seputar dunia kerja dan DUDI. Alumni adalah sosok panutan paling dekat yang bisa kamu jadikan panutan untuk mewujudkan rencana kariermu. Terutama alumni yang kini sudah bekerja di bidang dan industri yang kamu incar, kamu bisa memperoleh berbagai informasi yang kamu butuhkan mengenai dunia kerja dari yang paling umum sampai yang paling spesifik.
Oh iya, kamu juga harus memperhatikan cara menjalin relasi dengan alumni untuk berdiskusi dengan baik dan benar. Hubungi alumni dengan sopan dan tanyakan waktu dan kesediaan mereka untuk kamu ajak berdiskusi soal karier. Jangan sampai memaksa jika mereka tidak bersedia apalagi menyerang mereka apabila mereka tidak bisa meluangkan waktu atau tidak tersedia di waktu tertentu, ya. Mereka juga manusia yang punya kesibukan dan prioritasnya tersendiri, seperti kamu.
Kira-kira, hal apa aja, sih, yang harus kamu diskusikan dengan alumni?
1. Seperti apa rekam jejak alumni sejak masa SMK sampai dia masuk ke dunia kerja? Punya mimpi tapi nggak tahu cara mewujudkannya itu sama aja seperti kalau kamu pengen punya mobil tapi nggak tahu gimana cara nyari uang untuk membelinya. Nggak akan kesampaian! Di sinilah kamu perlu lirik kanan-kiri dan beranikan diri untuk ambil langkah dengan panduan dari orang-orang yang sudah pernah mewujudkan mimpinya, seperti para alumni.
Sebagai sosok panutan yang paling dekat, kamu wajib banget menggali rekam jejak alumni untuk mengetahui apa yang membuat mereka bisa menjadi sosok yang sukses seperti sekarang. Apa yang mereka lakukan selama masa sekolah sampai mereka bisa mendapatkan pekerjaan di industri yang kamu incar? Apakah mereka aktif berorganisasi? Apakah mereka melakukan praktik kerja industri (prakerin) di lembaga yang mendukung? Bagaimana cara mereka mengumpulkan portofolio selama masih sekolah? Bagaimana cara mereka menjalin networking dengan alumni-alumni lainnya?
Penting bagi kamu untuk mengetahui secara detil apa yang mereka lakukan terkait persiapan karier ketika mereka masih berstatus sebagai pelajar SMK. Dengan begitu, kamu bisa punya gambaran langkah-langkah apa saja yang harus kamu lakukan untuk bisa mewujudkan rencanamu seperti mereka.
2. Apa saja yang mereka persiapkan untuk memasuki dunia kerja? Mungkin kamu sudah mempunyai sedikit-banyak informasi mengenai hal ini dari guru BK atau orangtuamu. Tapi, mungkin apa yang mereka berikan terlalu umum atau sudah nggak relevan dengan perkembangan industri dan zaman. Dengan berdiskusi bersama alumni yang tepat, kamu bisa menggali informasi terkait persiapan kerja yang benar-benar spesifik dengan profesi dan industri incaranmu.
Misalnya, kamu anak SMK jurusan Tata Rias yang ingin memulai usaha salon setelah lulus nanti. Kamu bisa tanya ke guru BK atau sekitarmu jika ada alumni SMK jurusan Tata Rias yang juga melakukan hal yang sama. Kamu bisa menghubungi alumni tersebut dan minta waktu untuk berdiskusi bagaimana caranya memulai usaha salon dari nol. Mungkin aja kamu bisa diberi kesempatan untuk “magang” bareng alumnimu untuk belajar langsung bagaimana membangun bisnis dengan keahlian yang kamu punya. Seru banget!
Kalau kamu berencana untuk bekerja di perusahaan yang sudah bekerjasama dengan sekolahmu, tanyakan kepada alumni yang sudah bekerja di sana melalui jalur yang sama. Apa hal spesifik yang mereka lakukan semasa sekolah yang membuat mereka berkesempatan untuk bekerja di sana? Apa dokumen dan portofolio yang harus kamu kumpulkan selama sekolah? Apa yang harus kamu lakukan dari sekarang?
3. Apa saja hal terkait industri, profesi, dan perusahaan secara spesifik yang harus kamu ketahui? Di internet, kamu bisa menemukan jutaan informasi berfaedah mengenai dunia kerja yang bisa kamu jadikan rujukan. Tapi, apa yang terjadi kalau informasi mengenai industri, profesi, dan perusahaan tertentu nggak bisa kamu temukan di internet?
Nggak ada informasi yang paling berharga selain insider’s info alias informasi dari orang dalam. Sayangnya mungkin nggak semua orang punya kerabat atau kenalan orang dalam. Nah, alumni sekolahmu adalah “orang dalam” paling bisa dipercaya untuk berdiskusi mengenai hal ini.
Beda industri, profesi, dan perusahaan, beda pula aturan mainnya. Jadi, ketika berdiskusi, tanyakan kepada alumni hal-hal yang masih belum kamu temukan di mana pun mengenai topik terkait. Ingat—setelah mencari informasi di mana pun, ya. Bukan kamu tiba-tiba ketemu alumni lalu menanyakan hal umum yang bisa kamu cari sendiri dengan browsing di internet di gadget kamu.
Misalnya, kamu penasaran dengan keuntungan tambahan selain gaji dan bonus jika bekerja di perusahaan A. Kamu bisa tanyakan informasinya ke alumni kamu yang sudah bekerja di perusahaan A, tentunya. Atau, kamu juga bisa menanyakan informasi lain yang mungkin nggak bisa kamu dapatkan dengan sekadar Googling seperti kesempatan mengembangkan diri, promosi jabatan, dan budaya kerja. Begitu pun dengan bertanya seputar industri dan profesi. The possibilities are endless!

Post a Comment

0 Comments